Kamis, 08 Mei 2014

Tari Nusantara 34 provinsi


TARI NUSANTARA

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kliping Tari Nusantara Seni Budaya ini. Tidak lupa pula sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besok di hari kiamat. Amin.

 Kliping Tari Nusantara kami buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya yang di ampu oleh ibu Yanuarni Eko Yusbawa. Kliping ini berisi tentang berbagai tarian di Indonesia.

 Semoga kliping ini bisa memberikan manfaat kita semua. Kami menyadari bahwa kliping ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan kliping ini
.
 Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan kliping ini dari awal sampai akhir. Apabila ada kekeliruan kata atau kalimat, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kebumen, April 2014
Penyusun

Rizki Hakam Kurniadin           Tri Banun Nugraha
7D/28                                       7D/30
Daftar Isi



Kata Pengantar…………………………………………………………………………….ii
    Daftar Isi………………………………………………………………………………….iii-iv
      Provinsi Naggroe Aceh Darussalam………………………………………………………5
Provinsi Sumatera Utara…………………………………………………………………..6
Provinsi Sumatera Barat…………………………………………………………………...7
Provinsi Riau………………………………………………………………………………8
Provinsi Kepulauan Riau………………………………………………………………….9
Provinsi Jambi……………………………………………………………………………10
Provinsi Sumatera Selatan………………………………………………………………..11
Provinsi Bangka Belitung…………………………………………………………………12
  Provinsi Bengkulu………………………………………………………………………….13
 Provinsi Lampung………………………………………………………………………….14
  Provinsi Banten…………………………………………………………………………….15
  Provinsi DKI Jakarta……………………………………………………………………….16
 Provinsi Jawa Barat………………………………………………………………………..17
Provinsi Jawa Tengah……………………………………………………………………..18
Provinsi DI Yogyakarta…………………………………………………………………..19
Provinsi Jawa Timur………………………………………………………………………20
Provinsi Bali……………………………………………………………………………...21
Provinsi Kalimantan Barat………………………………………………………………22
Provinsi Kalimantan Tengah……………………………………………………………23
Provinsi Kalimantan Selatan……………………………………………………………24
Provinsi Kalimantan Timur…………………………………………………………….25
Provinsi Kalimantan Utara……………………………………………………………..26
Provinsi Sulawesi Utara………………………………………………………………...27





Provinsi Gorontalo………………………………………………………………………28
Provinsi Sulawesi Tengah……………………………………………………………….29
Provinsi Sulawesi Selatan……………………………………………………………….30
Provinsi Sulawesi Barat………………………………………………………………....31
Provinsi Sulawesi Tenggara……………………………………………………………..32
Provinsi Nusa Tenggara Barat……………………………………………………………33
Provinsi Nusa Tenggara Timur…………………………………………………………..34
Provinsi Maluku………………………………………………………………………….35
Provinsi Maluku Utara…………………………………………………………………...36
Provinsi Papua Barat……………………………………………………………………..37
Provinsi Papua…………………………………………………………………………….38
Penutup……………………………………………………………………………………39
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………40-41







Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
   Tari Seudati
1.      Tari Seudati mempunyai bentuk penyajian berupa tari kelompok karena tari ini dibawakan sekitar 12 sampai 14 penari laki-laki yang berpakaian putih.
2.      Tema tari Seudati adalah tari yang bertemakan peperangan atau bertema heroik karena syair lagu pengiring tari ini membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk melawan Belanda.
3.      Pada zaman kolonial Belanda, tari Seudati berfungsi sebagai penyemangat pemuda Aceh dalam melawan Belanda sehingga tari ini dilarang pemerintah Belanda masa itu. Sekarang, tari ini masuk ke dalam Kesenian Nasional Indonesia yang berfungsi sebagai tari petunjukan diberbagai acara.
4.      Tari Seudati bersifat tarian tradisional kerakyatan. Tari ini berkembang di masyarakat zaman dulu sebagai penyemangat pemuda Aceh dalam melawan penjajah. 
   Tari Saman
1.      Bentuk penyajian tari Saman yaitu tari kelompok. Disebut sebagai tari kelompok      karena Tari Saman dilakukan oleh puluhan penari yang jumlahnya ganjil.
2.      Tema tari Saman bisa dikategorikan kepahlawanan karena tari Saman mengandung berbagai unsur, salah satunya kepahlawanan.
3.      Fungsi tari Saman yaitu sebagai tari yang dipentaskan di upacara hari besar keagamaan seperti saat maulid Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tari ini juga berfungsi sebagai sarana penyebaran dakwah.
4.      Tari Saman bersifat tarian kreasi baru. Bisa disebut tarian kreasi baru karena tari Saman berasal dari tari adat suku Gayo yang kemudian dikreasikan oleh Syekh Saman. Tari Saman yang sering kita lihat merupakan hasil perpaduan tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik.
Provinsi Sumatera Utara
Tari Serampang Dua Belas
1.      Tari Serampang Dua Belas bentuk penyajian tarinya yaitu tari berpasangan. Bisa disebut tari berpasangan karena penari tari ini dilakukan oleh 2 penari laki-laki dan perempuan.
2.      Tema tari Serampang Dua Belas yaitu bertema erotik/percintaan. Tari ini berkisah tentang pasangan kekasih yang berusaha mendapat restu dari kedua belah pihak orang tua yang pada akhirnya mendapat restu dari kedua orang tua mereka.
3.      Tari  Serampang Dua Belas berfungsi sebagai tari yang ditampilkan dipertunjukan. Tari Serampang Dua Belas memiliki tarian yang indah dan banyak yang menyukai tari ini hingga masyarakat mancanegara.
4.      Sifat tari Serampang Dua Belas adalah kreasi baru. Disebut sebagai tari kreasi baru karena tari ini awalnya berkembang di masa Kesultanan Serdang, tetapi pada tahun 1940 tari ini dimodifikasi oleh Sauti, penciptanya.
Tari Baluse

1.      Bentuk penyajian tari Baluse yaitu tari yang dilakukan oleh ratusan orang atau dikategorikan sebagai tari kelompok. Tari ini dibawakan puluhan penari yang memakai kostum perang khas Nias dengan membawa tombak dan tameng.
2.      Tema tari Baluse merupakan tari peperangan atau tari yang bertema heroik. Tari ini menceritakan perang suku Mentawai melawan invasi dari musuh yang hendak menguasai Nias.
3.      Fungsi dari tari Baluse yaitu  sebagai bagian dari rangkaian ritual adat suku Mentawai. Tari ini biasa diakhiri dengan tradisi loncat batu setinggi 4 meter.
4.      Sifat dari tari Baluse adalah tari tradisional klasik. Dikategorikan sebagai tari tradisional klasik karena tari ini berkembang pada masa dahulu dan memiliki banyak peninggalan dari tari ini sendiri, seperti rumah kepala suku dan batu loncatan yang merupakan salah satu peninggalan tari Baluse.
Provinsi Sumatera Barat
     Tari Piring
1.      Bentuk penyajian tari piring yaitu tari kelompok. Tari ini disebut tari kelompok karena tari ini dilakukan oleh 10-20 penari tari Piring. Penari tari Piring memakai kostum adat Minangkabau dengan membawa piring di kedua tangannya.
2.      Tari Piring bertema erotik atau bertema pergaulan. Tari ini bertema tari pergaulan karena tari Piring menceritakan tentang kehidupan masyarakat Minangkabau yang penuh dengan kebersamaan.
3.      Pada zaman dulu, tari Piring berfungsi sebagai tari yang dipentaskan dalam bersyukur kepada dewa-dewa atas hasil panen yang melimpah. Tetapi, kini tari Piring berfungsi sebagai hiburan masyarakat.
4.      Sifat dari tari Piring adalah tari tadisional kerakyatan karena tari ini berkembang sejak zaman masyarakat dahulu. Gerak tari ini tidak berubah, namun hanya berubah fungsi dari tari untuk memuja dewa menjadi tari untuk hiburan masyarakat.
Tari Payung
1.      Bentuk penyajian tari Payung yaitu tari berpasangan. Disebut tari berpasangan karena tari ini dilakukan oleh dua penari laki-laki dan perempuan dengan kostum khas minang dan membawa payung.
2.      Tari Payung bertemakan erotik atau percintaan. Tari ini bertemakan percintaan karena mengisahkan kekasih yang saling menyayangi dan melindungi pasangannya dengan payung.
3.      Tari Payung berfungsi sebagai tari yang dipentaskan di tradisi-tradisi di Minangkabau. Tari Payung biasa digelar diacara pernikahan sebagai simbol kasih saying kedua mempelai.
4.      Tari payung termasuk tari tradisional kerakyatan karena tari ini sudah ada dan berkembang di masyarakat minangkabau sejak zaman dahulu dan sering dipentaskan di upacara adat masyarakat Minangkabau.
Provinsi Riau
Tari Joget Lambak
1.      Bentuk penyajian tari Joget Lambak adalah tari kelompok. Tari ini disebut tari kelompok karena tari ini dipentaskan oleh sekelompok laki-laki dan perempuan yang menari sembari berbalas pantun.
2.      Tari Joget Lambak bertemakan pergaulan/erotik. Tari ini disebut tari pergaulan karena tari ini bertema pemuda dan pemudi yang mencari jati dirinya. Pemuda dan pemudi tersebut mencari pertemanan atau persahabatan melalui perantara tari Joget Lambak.
3.      Tari Joget Lambak berfungsi sebagai hiburan. Tari ini berfungsi sebagai tari hiburan karena tari ini dibawakan dengan apik dan gerakannya yang bisa dilakukan oleh masyarakat banyak yang membuat tari ini berfungsi sebagai hiburan masyarakat.
4.      Sifat dari tari Joget Lambak adalah tarian tradisional kerakyatan karena tari ini berkembang di masyarakat pada masa kerajaan Melayu Riau-Lingga dan berlanjut sebagai tari tradisi di masyarakat Riau.
Tari Makan Sirih
1.      Bentuk penyajian dari tari Makan Sirih adalah tari kelompok. Tari Makan Sirih berbentuk penyajian tari kelompok karena tari ini dibawakan oleh beberapa penari perempuan memakai kostum adat Riau dan salah satu penari membawa bokor berisi Sirih utnuk dipersembahkan kepada tamu terhormat.
2.      Tema dari tari Makan Sirih adalah pergaulan karena tari ini merupakan tari penyambut tamu yang memberi kesan bahwa masyarakat Riau merupakan masyarakat yang bersahabat.
3.      Fungsi dari tari Makan Sirih adalah sebagai tari pertunjukan yang dipentaskan pada saat menyambut tamu terhormat atau tamu besar misalnya dari pejabat negara seperti presiden.
4.      Tari Makan Sirih merupakan tari yang bersifat tari tradisional klasik karena tari ini pada zaman dahulu merupakan tari yang ditujukan untuk raja-raja maupun orang konglomerat dan merupakan ciri dari tari klasik yaitu tumbuh di lingkungan kerajaan.
Provinsi Kepulauan Riau
    Tari Tandak
1.      Bentuk penyajian dari tari Tandak adalah tari kelompok. Disebut tari kelompok karena tari ini dilakukan oleh 2 kelompok pria dan wanita yang berbalas pantun lalu membentuk lingkaran.
2.      Tari Tandak bertemakan pergaulan/erotik. Tari Tandak menceritakan tentang masalah dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Riau.
3.      Tari Tandak berfungsi sebagai tari yang dipentaskan sebagai tari yang bertujuan untuk menghibur masayarakat / merupakan tari hiburan. Tari ini dilakukan masyarakat Riau untuk bersenang-senang menghibur diri.
4.      Sifat tari tandak yaitu tari tradisional kerakyatan. Tari ini berkembang di masyarakat Riau zaman dulu yang masih berlanjut hingga sekarang. Oleh karena itu, tari ini disebut tari tradisional kerakyatan.
Tari Zapin Kepulauan Riau
1.      Bentuk penyajian dari tari Zapin adalah tari kelompok karena tari ini dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan dengan jumlah sekitar belasan hingga puluhan penari. Penari tari Zapin memakai kostum adat islam.
2.      Tari Zapin yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau ini bertema tari erotik atau pergaulan karena tari Zapin menceritakan bahwa kita harus pandai bergaul dengan orang lain, salah satunya kita harus menghormati orang lain.
3.      Fungsi dari tari Zapin yaitu sebagai tari hiburan yang ditujukan untuk menghibur masyarakat Kepulauan Riau. Selain menghibur, tari Zapin juga berfungsi sebagai tari yang dipentaskan dalam menyebarkan dakwah islam dan edukatif karena memberi pelajaran tentang bagaimana menjadi orang yang bisa bermasyarakat dengan baik.
4.      Tari Zapin bersifat tari tradisional kerakyatan karena tari Zapin muncul dan berkembang di masyarakat Kepulauan Riau sebagai tari yang menghibur masyarakat dan menyebarkan dakwah kepada masyarakat.
Provinsi Jambi
Tari Rantak Kudo 
1.      Bentuk penyajian dari tari Rantak Kudo adalah tari kelompok. Tari ini dibawakan oleh kelompok penari yang terdiri dari penari laki-laki dan penari perempuan dengan memakai pakaian adat khas Provinsi Jambi.
2.      Tema dari tari Rantak Kudo adalah pantomim. Disebut pantomim karena gerakan dalam tari Rantak Kudo menghentak-hentakan kaki seperti kuda / kudo dalam bahasa Kerinci.
3.      Fungsi tari Rantak Kudo yaitu sebagai tari yang dipentaskan di upacara adat tertentu di Kabupaten Kerinci. Tari Rantak Kudo dipersembahkan oleh masyarakat Kerinci atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, pada saat masyarakat Kerinci dilanda musim kemarau yang panjang, tari ini juga dilaksanakan untuk meminta hujan.
4.      Tari Rantak Kudo bersifat tari tradisional klasik. Tari ini disebut tari tradisonal klasik karena tari ini banyak dipentaskan di upacara-upacara adat. Tari yang dipentaskan untuk upacara adat/keagamaan merupakan cirri tari tradisional klasik.
Tari Sekapur Sirih
1.      Bentuk penyajian dari tari Sekapur Sirih yaitu tari yang dilakukan secara berkelompok/tari kelompok. Tari ini dikatakan sebagai tari kelompok karena tari ini biasa dibawakan oleh 12 orang penari yang terdiri dari 9 penari perempuan yang  membawa sirih dan 3 penari laki-laki yang berperan sebagai pembawa payung dan pengawal.
2.      Tema dari tari Sekapur Sirih adalah erotik atau pergaulan. Tari ini bertemakan pergaulan karena tari ini mengisahkan masyarakat Jambi yang ramah terhadap tamu dan pandai bergaul.
3.      Fungsi dari tari Sekapur Sirih yaitu sebagai tari pertunjukan. Tari ini disuguhkan masyarakat Jambi untuk menyambut tamu kebesaran seperti kepala daerah atau kepala Negara.
4.      Tari Sekapur Sirih bersifat tari kreasi baru. Tari Sekapur sirih merupakan perpaduan antara tradisional kerakyatan dan tradisonal klasik yang dikreasikan menjadi tari selamat datang yang unik.
Provinsi Sumatera Selatan
Tari Tanggai
1.      Bentuk penyajian tari Tanggai adalah tari kelompok.Tari ini dibawakan oleh 5 orang penari perempuan dengan kostum khas Provinsi Sumatera Selatan.
2.      Tema dari Tari Tanggai adalah erotik / pergaulan karena. Tari ini memberikan informasi kepada masyarakat luar daerah Sumatera Selatan bahwa masyarakat Sumatera Selatan adalah orang yang ramah dan pandai bergaul kepada pendatang.
3.      Fungsi dari Tari Tanggai yaitu sebagai tari pertunujkan. Tari Tanggai sebagai tari pertujukan karena tari Tanggai berfungsi sebagai tari penyambut tamu kehormatan yang dating ke Sumatrea Selatan, khususnya Palembang.
4.      Sifat dari tari Tanggai yaitu tari tradisional kerakyatan. Tari ini disebut sebagai tari tradisional kerakyatan karena tari ini tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.
Tari Gending Sriwijaya

1.      Bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya adalah tari berkelompok. Tari ini dibawakan sekitar 13 orang penari perempuan dengan kostum tari yang khas Provinsi Sumatera Selatan.
2.      Tema dari tari Gending Sriwijaya adalah erotik/pergaulan. Tema tari Gending Sriwijaya sebagai tari pergaulan karena tari ini menceritakan kegembiraan gadis Palembang dalam menerima tamu besar.
3.       Fungsi dari tari Gending Sriwijaya adalah tari Pertunujkan. Tari ini dipentaskan  untuk menyambut tamu besar dari Negara, misalnya Presiden dan wakilnya.
4.      Tari Gending Sriwijaya bersifat tari tradisional klasik karena tari ini rumbuh dan berkembang di lingkkungan kerajaan. Peninggalan tari ini berupa kostum penari utama yang berumur ratusan tahun dan disimpan di museum.

Provinsi Bangka Belitung
Tari Campak
1.      Bentuk penyajian tari Campak yaitu tari berpasangan. Tari Campak merupakan tari berpasangan karena tari inni dibawakan oleh dua orang penari laki-laki dan perempuan yang menarikan tari Campak secara bersamaan dibarengi dengan berbalas pantun.
2.      Tema dari tari Campak adalah erotik/percintaan karena jika lelaki kalah berbalas pantun, maka wanita itu menjadi pasangannya. Tari ini juga merupakan alternatif untuk mencari jodoh bagi yang belum mempunyai kekasih.
3.      Fungsi dari tari Campak yaitu sebagai hiburan dan rangkaian upacara adat. Tari Campak berfungsi sebagai tari untuk menghibur masyarakat terutama orang yang belum mempunyai jodoh. Tari ini juga dipentaskan saat pulang/akan memanen padi.
4.      Tari Campak bersifat kreasi baru karena perpaduan budaya tradisional kerakyatan dengan budaya tradisional klasik. Terbukti dengan penari laki-lakinya yang berkostum budaya daerah Bangka Belitung dan penari perempuan yang kostumnya dipengaruhi budaya barat.
Tari Sepen
1.      Bentuk penyajian dari tari Sepen adalah tari kelompok. Tari ini disebut tari kelompok karena tari ini dibawakan sekitar 10-15 penari laki-laki dan perempuan yang berkostum adat Bangka Belitung.
2.      Tema tari ini adalah erotik/pergaulan karena tari ini menceritakan kehangatan kehidupan masyarakat Bangka Belitung.
3.      Fungsi dari tari Sepen adalah sebagai hiburan untuk menyambut wisatawan yang datang ke pulau Bangka dan Belitung untuk meikmati keindahan alamnya.
4.      Sifat dari tari Sepen adalah tari tradisional kerakyatan. Tari ini berkembang dan popular di masyarakat Bangka Belitung yang masih berlanjut pementasan tari ini yang lazimnya dilakukan di pinggir pantai.
Provinsi Bengkulu
Tari Andun
1.      Bentuk penyajian tari Andun adalah tari berpasangan karena tari Andun terdiri dari sepasang muda mudi laki-laki dan perempuan yang menari bersama dengan memakai baju adat daerah Bengkulu.
2.      Tema tari Andun dari provinsi Bengkulu adalah erotik / percintaan karena tari Andun menceritakan sepasang pria dan wanita yang sedang mencari pasangan hidupnya melalui tari Andun.
3.      Fungsi dari tari Andun adalah sebagai rangkaian dari prosesi tanam padi dan sebagai hiburan masyarakat Bengkulu karena setelah menanam padi maka masyarakat Bengkulu akan meminta do’a agar hasil panennya melimpah. Selain itu, tari Andun juga berfungsi sebagai sarana penghibur masyarakat.
4.      Tari Andun bersifat tarian tradisonal kerakyatan karena tari ini muncul di tengah-tengah  masyarakat zaman dahulu untuk mencari jodoh ataupun hanya sekedar hiburan. Selain itu, tari ini dibawakan berpasangan dan tari yang dibawakan merupakan salah satu cirri tari tradisional kerakyatan.

Tari Persembahan Rejang
1.      Bentuk penyajian tari Persembahan Rejang yaitu tari berkelompok dan berpasangan karena dalam tari ini tidak ditentukan jumlah penari tari Persembahan Rejang.
2.      Tema dari tari Persembahan Rejang yaitu erotik/pergaulan karena tari ini menceritakan/mengandung makna bahwa masyarakat Bengkulu ramah terhadap pendatang dari luar daerah.
3.      Fungsi dari tari Persembahan Rejang yaitu sebagai tari pertunjukan karena tari Persembahan Rejang dipentaskan saat ada kunjungan tamu kehormatan sepeti Bupati, Gubernur, dan Presiden.
4.      Tari Persembahan Rejang bersifat tari kerakyatan karena tari ini hidup dan berkembang di masyarakat Bengkulu sebagai tari penyambut tamu.
Provinsi Lampung
Tari Melinting
1.      Bentuk penyajian dari tari Melinting adalah tari yang dilakukan oleh sekitar 5-8 orang penari laki-laki maupun perempuan yang memakai kostum adat dari Provinsi Lampung.
2.      Tema dari tari Melinting adalah erotik atau pergaulan karena tari ini berisi masalah yang sering ditemui di dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Fungsi dari tari Melinting adalah sebagai hiburan karena tari Melinting pada awalnya diciptakan oleh Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh anggota kerajaan seperti putri dan putra ratu Melinting. Tetapi sekarang, tari Melinting banyak digunakan sebagai tari dalam perlombaan.
4.      Tari Melinting bersifat tari tradisional klasik karena tari ini dibuat di lingkungan kerajaan Ratu Melinting dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi jika gerak tari ini dimodifikasi. Peninggalan berupa kostum asli buatan Ratu Melinting yang berusia ratusan tahun.
Tari Sembah Sigeh Penguten
 
1.      Bentuk penyajian dari tari Simbah Sigeh Penguten adalah tari kelompok karena tari ini dibawakan oleh beberapa penari perempuan yang mengenakan atribut dan pakaian adat tradisional dari Provinsi Lampung.
2.      Tema dari tari Sembah Sigeh Penguten yaitu erotik atau pergaulan karena tari ini mengandung makna jika masyarakat lampung sangat menghargai tamu atau pendantang, contohnya  pejabat tinggi negara.
3.      Fungsi dari tari Sembah Sigeh Penguten adalah sebagai tari pertunjukan yang digelar pada saat kunjungan tamu-tamu penting atau terhormat seperti pejabat negara. Selain itu, tari ini juga berfungsi sebagai tari yang dipentaskan di upacara adat suku Pepadun di Provinsi Lampung.
4.      Tari Sembah Sigeh Penguten bersifat tari tradisional kerakyatan karena tari ini sudah berkembang di tengah masyarakat Lampung sebagai tari untuk menyambut tamu yang sudah berumur ratusan tahun dan masih dilestarikan keberadaannya.
....


Tidak ada komentar: