TARI NUSANTARA
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kliping Tari Nusantara Seni Budaya ini. Tidak lupa pula sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besok di hari kiamat. Amin.
Kliping Tari Nusantara kami buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya yang di ampu oleh ibu Yanuarni Eko Yusbawa. Kliping ini berisi tentang berbagai tarian di Indonesia.
Semoga kliping ini bisa memberikan manfaat kita semua. Kami menyadari bahwa kliping ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan kliping ini
.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan kliping ini dari awal sampai akhir. Apabila ada kekeliruan kata atau kalimat, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan kliping ini dari awal sampai akhir. Apabila ada kekeliruan kata atau kalimat, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kebumen, April 2014
Penyusun
Penyusun
Rizki Hakam
Kurniadin Tri Banun Nugraha
7D/28 7D/30
Daftar Isi
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………….iii-iv
Provinsi Naggroe Aceh
Darussalam………………………………………………………5
Provinsi
Sumatera Utara…………………………………………………………………..6
Provinsi
Sumatera Barat…………………………………………………………………...7
Provinsi
Riau………………………………………………………………………………8
Provinsi
Kepulauan Riau………………………………………………………………….9
Provinsi
Jambi……………………………………………………………………………10
Provinsi
Sumatera Selatan………………………………………………………………..11
Provinsi
Bangka Belitung…………………………………………………………………12
Provinsi
Bengkulu………………………………………………………………………….13
Provinsi
Lampung………………………………………………………………………….14
Provinsi
Banten…………………………………………………………………………….15
Provinsi DKI
Jakarta……………………………………………………………………….16
Provinsi Jawa
Barat………………………………………………………………………..17
Provinsi
Jawa Tengah……………………………………………………………………..18
Provinsi
DI Yogyakarta…………………………………………………………………..19
Provinsi
Jawa Timur………………………………………………………………………20
Provinsi
Bali……………………………………………………………………………...21
Provinsi
Kalimantan Barat………………………………………………………………22
Provinsi
Kalimantan Tengah……………………………………………………………23
Provinsi
Kalimantan Selatan……………………………………………………………24
Provinsi
Kalimantan Timur…………………………………………………………….25
Provinsi
Kalimantan Utara……………………………………………………………..26
Provinsi
Sulawesi Utara………………………………………………………………...27
Provinsi
Gorontalo………………………………………………………………………28
Provinsi
Sulawesi Tengah……………………………………………………………….29
Provinsi
Sulawesi Selatan……………………………………………………………….30
Provinsi
Sulawesi Barat………………………………………………………………....31
Provinsi
Sulawesi Tenggara……………………………………………………………..32
Provinsi
Nusa Tenggara Barat……………………………………………………………33
Provinsi
Nusa Tenggara Timur…………………………………………………………..34
Provinsi
Maluku………………………………………………………………………….35
Provinsi
Maluku Utara…………………………………………………………………...36
Provinsi
Papua Barat……………………………………………………………………..37
Provinsi
Papua…………………………………………………………………………….38
Penutup……………………………………………………………………………………39
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………40-41
Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam
Tari Seudati
1.
Tari
Seudati mempunyai bentuk penyajian berupa tari kelompok karena tari ini
dibawakan sekitar 12 sampai 14 penari laki-laki yang berpakaian putih.
2.
Tema
tari Seudati adalah tari yang bertemakan peperangan atau bertema heroik karena
syair lagu pengiring tari ini membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk melawan
Belanda.
3.
Pada
zaman kolonial Belanda, tari Seudati berfungsi sebagai penyemangat pemuda Aceh
dalam melawan Belanda sehingga tari ini dilarang pemerintah Belanda masa itu.
Sekarang, tari ini masuk ke dalam Kesenian Nasional Indonesia yang berfungsi
sebagai tari petunjukan diberbagai acara.
4.
Tari
Seudati bersifat tarian tradisional kerakyatan. Tari ini berkembang di
masyarakat zaman dulu sebagai penyemangat pemuda Aceh dalam melawan penjajah.
Tari
Saman
1.
Bentuk
penyajian tari Saman yaitu tari kelompok. Disebut sebagai tari kelompok karena
Tari Saman dilakukan oleh puluhan penari yang jumlahnya ganjil.
2.
Tema
tari Saman bisa dikategorikan kepahlawanan karena tari Saman mengandung
berbagai unsur, salah satunya kepahlawanan.
3.
Fungsi
tari Saman yaitu sebagai tari yang dipentaskan di upacara hari besar keagamaan
seperti saat maulid Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tari ini juga berfungsi
sebagai sarana penyebaran dakwah.
4.
Tari
Saman bersifat tarian kreasi baru. Bisa disebut tarian kreasi baru karena tari
Saman berasal dari tari adat suku Gayo yang kemudian dikreasikan oleh Syekh
Saman. Tari Saman yang sering kita lihat merupakan hasil perpaduan tradisional
kerakyatan dengan tradisional klasik.
Provinsi
Sumatera Utara
Tari Serampang
Dua Belas
1.
Tari
Serampang Dua Belas bentuk penyajian tarinya yaitu tari berpasangan. Bisa
disebut tari berpasangan karena penari tari ini dilakukan oleh 2 penari
laki-laki dan perempuan.
2.
Tema
tari Serampang Dua Belas yaitu bertema erotik/percintaan. Tari ini berkisah
tentang pasangan kekasih yang berusaha mendapat restu dari kedua belah pihak
orang tua yang pada akhirnya mendapat restu dari kedua orang tua mereka.
3.
Tari Serampang Dua Belas berfungsi sebagai tari
yang ditampilkan dipertunjukan. Tari Serampang Dua Belas memiliki tarian yang
indah dan banyak yang menyukai tari ini hingga masyarakat mancanegara.
4.
Sifat
tari Serampang Dua Belas adalah kreasi baru. Disebut sebagai tari kreasi baru
karena tari ini awalnya berkembang di masa Kesultanan Serdang, tetapi pada
tahun 1940 tari ini dimodifikasi oleh Sauti, penciptanya.
Tari Baluse
1.
Bentuk
penyajian tari Baluse yaitu tari yang dilakukan oleh ratusan orang atau
dikategorikan sebagai tari kelompok. Tari ini dibawakan puluhan penari yang
memakai kostum perang khas Nias dengan membawa tombak dan tameng.
2.
Tema
tari Baluse merupakan tari peperangan atau tari yang bertema heroik. Tari ini
menceritakan perang suku Mentawai melawan invasi dari musuh yang hendak
menguasai Nias.
3.
Fungsi
dari tari Baluse yaitu sebagai bagian
dari rangkaian ritual adat suku Mentawai. Tari ini biasa diakhiri dengan
tradisi loncat batu setinggi 4 meter.
4.
Sifat
dari tari Baluse adalah tari tradisional klasik. Dikategorikan sebagai tari
tradisional klasik karena tari ini berkembang pada masa dahulu dan memiliki
banyak peninggalan dari tari ini sendiri, seperti rumah kepala suku dan batu
loncatan yang merupakan salah satu peninggalan tari Baluse.
Provinsi
Sumatera Barat
Tari Piring
1.
Bentuk
penyajian tari piring yaitu tari kelompok. Tari ini disebut tari kelompok
karena tari ini dilakukan oleh 10-20 penari tari Piring. Penari tari Piring
memakai kostum adat Minangkabau dengan membawa piring di kedua tangannya.
2.
Tari
Piring bertema erotik atau bertema pergaulan. Tari ini bertema tari pergaulan
karena tari Piring menceritakan tentang kehidupan masyarakat Minangkabau yang penuh
dengan kebersamaan.
3.
Pada
zaman dulu, tari Piring berfungsi sebagai tari yang dipentaskan dalam bersyukur
kepada dewa-dewa atas hasil panen yang melimpah. Tetapi, kini tari Piring
berfungsi sebagai hiburan masyarakat.
4.
Sifat
dari tari Piring adalah tari tadisional kerakyatan karena tari ini berkembang
sejak zaman masyarakat dahulu. Gerak tari ini tidak berubah, namun hanya
berubah fungsi dari tari untuk memuja dewa menjadi tari untuk hiburan
masyarakat.
Tari Payung
1.
Bentuk
penyajian tari Payung yaitu tari berpasangan. Disebut tari berpasangan karena
tari ini dilakukan oleh dua penari laki-laki dan perempuan dengan kostum khas
minang dan membawa payung.
2.
Tari
Payung bertemakan erotik atau percintaan. Tari ini bertemakan percintaan karena
mengisahkan kekasih yang saling menyayangi dan melindungi pasangannya dengan
payung.
3.
Tari
Payung berfungsi sebagai tari yang dipentaskan di tradisi-tradisi di Minangkabau.
Tari Payung biasa digelar diacara pernikahan sebagai simbol kasih saying kedua
mempelai.
4.
Tari
payung termasuk tari tradisional kerakyatan karena tari ini sudah ada dan
berkembang di masyarakat minangkabau sejak zaman dahulu dan sering dipentaskan
di upacara adat masyarakat Minangkabau.
Provinsi Riau
Tari Joget
Lambak
1.
Bentuk
penyajian tari Joget Lambak adalah tari kelompok. Tari ini disebut tari
kelompok karena tari ini dipentaskan oleh sekelompok laki-laki dan perempuan
yang menari sembari berbalas pantun.
2.
Tari
Joget Lambak bertemakan pergaulan/erotik. Tari ini disebut tari pergaulan
karena tari ini bertema pemuda dan pemudi yang mencari jati dirinya. Pemuda dan
pemudi tersebut mencari pertemanan atau persahabatan melalui perantara tari
Joget Lambak.
3.
Tari
Joget Lambak berfungsi sebagai hiburan. Tari ini berfungsi sebagai tari hiburan
karena tari ini dibawakan dengan apik dan gerakannya yang bisa dilakukan oleh
masyarakat banyak yang membuat tari ini berfungsi sebagai hiburan masyarakat.
4.
Sifat
dari tari Joget Lambak adalah tarian tradisional kerakyatan karena tari ini
berkembang di masyarakat pada masa kerajaan Melayu Riau-Lingga dan berlanjut
sebagai tari tradisi di masyarakat Riau.
Tari Makan Sirih
1.
Bentuk
penyajian dari tari Makan Sirih adalah tari kelompok. Tari Makan Sirih
berbentuk penyajian tari kelompok karena tari ini dibawakan oleh beberapa
penari perempuan memakai kostum adat Riau dan salah satu penari membawa bokor
berisi Sirih utnuk dipersembahkan kepada tamu terhormat.
2.
Tema
dari tari Makan Sirih adalah pergaulan karena tari ini merupakan tari penyambut
tamu yang memberi kesan bahwa masyarakat Riau merupakan masyarakat yang
bersahabat.
3.
Fungsi
dari tari Makan Sirih adalah sebagai tari pertunjukan yang dipentaskan pada
saat menyambut tamu terhormat atau tamu besar misalnya dari pejabat negara
seperti presiden.
4.
Tari
Makan Sirih merupakan tari yang bersifat tari tradisional klasik karena tari ini
pada zaman dahulu merupakan tari yang ditujukan untuk raja-raja maupun orang
konglomerat dan merupakan ciri dari tari klasik yaitu tumbuh di lingkungan
kerajaan.
Provinsi
Kepulauan Riau
Tari Tandak
1.
Bentuk
penyajian dari tari Tandak adalah tari kelompok. Disebut tari kelompok karena
tari ini dilakukan oleh 2 kelompok pria dan wanita yang berbalas pantun lalu
membentuk lingkaran.
2.
Tari
Tandak bertemakan pergaulan/erotik. Tari Tandak menceritakan tentang masalah
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Riau.
3.
Tari
Tandak berfungsi sebagai tari yang dipentaskan sebagai tari yang bertujuan
untuk menghibur masayarakat / merupakan tari hiburan. Tari ini dilakukan
masyarakat Riau untuk bersenang-senang menghibur diri.
4.
Sifat
tari tandak yaitu tari tradisional kerakyatan. Tari ini berkembang di
masyarakat Riau zaman dulu yang masih berlanjut hingga sekarang. Oleh karena
itu, tari ini disebut tari tradisional kerakyatan.
Tari Zapin Kepulauan
Riau
1.
Bentuk
penyajian dari tari Zapin adalah tari kelompok karena tari ini dibawakan oleh
penari laki-laki maupun perempuan dengan jumlah sekitar belasan hingga puluhan
penari. Penari tari Zapin memakai kostum adat islam.
2.
Tari
Zapin yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau ini bertema tari erotik atau
pergaulan karena tari Zapin menceritakan bahwa kita harus pandai bergaul dengan
orang lain, salah satunya kita harus menghormati orang lain.
3.
Fungsi
dari tari Zapin yaitu sebagai tari hiburan yang ditujukan untuk menghibur
masyarakat Kepulauan Riau. Selain menghibur, tari Zapin juga berfungsi sebagai
tari yang dipentaskan dalam menyebarkan dakwah islam dan edukatif karena
memberi pelajaran tentang bagaimana menjadi orang yang bisa bermasyarakat
dengan baik.
4.
Tari
Zapin bersifat tari tradisional kerakyatan karena tari Zapin muncul dan
berkembang di masyarakat Kepulauan Riau sebagai tari yang menghibur masyarakat
dan menyebarkan dakwah kepada masyarakat.
Provinsi Jambi
Tari Rantak Kudo
1.
Bentuk
penyajian dari tari Rantak Kudo adalah tari kelompok. Tari ini dibawakan oleh
kelompok penari yang terdiri dari penari laki-laki dan penari perempuan dengan
memakai pakaian adat khas Provinsi Jambi.
2.
Tema
dari tari Rantak Kudo adalah pantomim. Disebut pantomim karena gerakan dalam
tari Rantak Kudo menghentak-hentakan kaki seperti kuda / kudo dalam bahasa
Kerinci.
3.
Fungsi
tari Rantak Kudo yaitu sebagai tari yang dipentaskan di upacara adat tertentu
di Kabupaten Kerinci. Tari Rantak Kudo dipersembahkan oleh masyarakat Kerinci
atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, pada saat masyarakat Kerinci
dilanda musim kemarau yang panjang, tari ini juga dilaksanakan untuk meminta
hujan.
4.
Tari
Rantak Kudo bersifat tari tradisional klasik. Tari ini disebut tari tradisonal
klasik karena tari ini banyak dipentaskan di upacara-upacara adat. Tari yang
dipentaskan untuk upacara adat/keagamaan merupakan cirri tari tradisional
klasik.
Tari Sekapur
Sirih
1.
Bentuk
penyajian dari tari Sekapur Sirih yaitu tari yang dilakukan secara
berkelompok/tari kelompok. Tari ini dikatakan sebagai tari kelompok karena tari
ini biasa dibawakan oleh 12 orang penari yang terdiri dari 9 penari perempuan
yang membawa sirih dan 3 penari
laki-laki yang berperan sebagai pembawa payung dan pengawal.
2.
Tema
dari tari Sekapur Sirih adalah erotik atau pergaulan. Tari ini bertemakan
pergaulan karena tari ini mengisahkan masyarakat Jambi yang ramah terhadap tamu
dan pandai bergaul.
3.
Fungsi
dari tari Sekapur Sirih yaitu sebagai tari pertunjukan. Tari ini disuguhkan
masyarakat Jambi untuk menyambut tamu kebesaran seperti kepala daerah atau
kepala Negara.
4.
Tari
Sekapur Sirih bersifat tari kreasi baru. Tari Sekapur sirih merupakan perpaduan
antara tradisional kerakyatan dan tradisonal klasik yang dikreasikan menjadi
tari selamat datang yang unik.
Provinsi
Sumatera Selatan
Tari Tanggai
1.
Bentuk
penyajian tari Tanggai adalah tari kelompok.Tari ini dibawakan oleh 5 orang
penari perempuan dengan kostum khas Provinsi Sumatera Selatan.
2.
Tema
dari Tari Tanggai adalah erotik / pergaulan karena. Tari ini memberikan
informasi kepada masyarakat luar daerah Sumatera Selatan bahwa masyarakat
Sumatera Selatan adalah orang yang ramah dan pandai bergaul kepada pendatang.
3.
Fungsi
dari Tari Tanggai yaitu sebagai tari pertunujkan. Tari Tanggai sebagai tari pertujukan
karena tari Tanggai berfungsi sebagai tari penyambut tamu kehormatan yang
dating ke Sumatrea Selatan, khususnya Palembang.
4.
Sifat
dari tari Tanggai yaitu tari tradisional kerakyatan. Tari ini disebut sebagai
tari tradisional kerakyatan karena tari ini tumbuh dan berkembang di lingkungan
masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.
Tari Gending
Sriwijaya
1.
Bentuk
penyajian tari Gending Sriwijaya adalah tari berkelompok. Tari ini dibawakan
sekitar 13 orang penari perempuan dengan kostum tari yang khas Provinsi
Sumatera Selatan.
2.
Tema
dari tari Gending Sriwijaya adalah erotik/pergaulan. Tema tari Gending
Sriwijaya sebagai tari pergaulan karena tari ini menceritakan kegembiraan gadis
Palembang dalam menerima tamu besar.
3.
Fungsi dari tari Gending Sriwijaya adalah tari
Pertunujkan. Tari ini dipentaskan untuk
menyambut tamu besar dari Negara, misalnya Presiden dan wakilnya.
4.
Tari
Gending Sriwijaya bersifat tari tradisional klasik karena tari ini rumbuh dan
berkembang di lingkkungan kerajaan. Peninggalan tari ini berupa kostum penari
utama yang berumur ratusan tahun dan disimpan di museum.
Provinsi
Bangka Belitung
Tari Campak
1.
Bentuk
penyajian tari Campak yaitu tari berpasangan. Tari Campak merupakan tari
berpasangan karena tari inni dibawakan oleh dua orang penari laki-laki dan
perempuan yang menarikan tari Campak secara bersamaan dibarengi dengan berbalas
pantun.
2.
Tema
dari tari Campak adalah erotik/percintaan karena jika lelaki kalah berbalas
pantun, maka wanita itu menjadi pasangannya. Tari ini juga merupakan alternatif
untuk mencari jodoh bagi yang belum mempunyai kekasih.
3.
Fungsi
dari tari Campak yaitu sebagai hiburan dan rangkaian upacara adat. Tari Campak
berfungsi sebagai tari untuk menghibur masyarakat terutama orang yang belum
mempunyai jodoh. Tari ini juga dipentaskan saat pulang/akan memanen padi.
4.
Tari
Campak bersifat kreasi baru karena perpaduan budaya tradisional kerakyatan
dengan budaya tradisional klasik. Terbukti dengan penari laki-lakinya yang
berkostum budaya daerah Bangka Belitung dan penari perempuan yang kostumnya
dipengaruhi budaya barat.
Tari Sepen
1.
Bentuk
penyajian dari tari Sepen adalah tari kelompok. Tari ini disebut tari kelompok
karena tari ini dibawakan sekitar 10-15 penari laki-laki dan perempuan yang
berkostum adat Bangka Belitung.
2.
Tema
tari ini adalah erotik/pergaulan karena tari ini menceritakan kehangatan
kehidupan masyarakat Bangka Belitung.
3.
Fungsi
dari tari Sepen adalah sebagai hiburan untuk menyambut wisatawan yang datang ke
pulau Bangka dan Belitung untuk meikmati keindahan alamnya.
4.
Sifat
dari tari Sepen adalah tari tradisional kerakyatan. Tari ini berkembang dan
popular di masyarakat Bangka Belitung yang masih berlanjut pementasan tari ini
yang lazimnya dilakukan di pinggir pantai.
Provinsi
Bengkulu
Tari Andun
1.
Bentuk
penyajian tari Andun adalah tari berpasangan karena tari Andun terdiri dari
sepasang muda mudi laki-laki dan perempuan yang menari bersama dengan memakai
baju adat daerah Bengkulu.
2.
Tema
tari Andun dari provinsi Bengkulu adalah erotik / percintaan karena tari Andun
menceritakan sepasang pria dan wanita yang sedang mencari pasangan hidupnya
melalui tari Andun.
3.
Fungsi
dari tari Andun adalah sebagai rangkaian dari prosesi tanam padi dan sebagai
hiburan masyarakat Bengkulu karena setelah menanam padi maka masyarakat Bengkulu
akan meminta do’a agar hasil panennya melimpah. Selain itu, tari Andun juga
berfungsi sebagai sarana penghibur masyarakat.
4.
Tari
Andun bersifat tarian tradisonal kerakyatan karena tari ini muncul di
tengah-tengah masyarakat zaman dahulu
untuk mencari jodoh ataupun hanya sekedar hiburan. Selain itu, tari ini
dibawakan berpasangan dan tari yang dibawakan merupakan salah satu cirri tari
tradisional kerakyatan.
Tari
Persembahan Rejang
1.
Bentuk
penyajian tari Persembahan Rejang yaitu tari berkelompok dan berpasangan karena
dalam tari ini tidak ditentukan jumlah penari tari Persembahan Rejang.
2.
Tema
dari tari Persembahan Rejang yaitu erotik/pergaulan karena tari ini
menceritakan/mengandung makna bahwa masyarakat Bengkulu ramah terhadap
pendatang dari luar daerah.
3.
Fungsi
dari tari Persembahan Rejang yaitu sebagai tari pertunjukan karena tari
Persembahan Rejang dipentaskan saat ada kunjungan tamu kehormatan sepeti
Bupati, Gubernur, dan Presiden.
4.
Tari
Persembahan Rejang bersifat tari kerakyatan karena tari ini hidup dan
berkembang di masyarakat Bengkulu sebagai tari penyambut tamu.
Provinsi Lampung
Tari Melinting
1.
Bentuk
penyajian dari tari Melinting adalah tari yang dilakukan oleh sekitar 5-8 orang
penari laki-laki maupun perempuan yang memakai kostum adat dari Provinsi
Lampung.
2.
Tema
dari tari Melinting adalah erotik atau pergaulan karena tari ini berisi masalah
yang sering ditemui di dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Fungsi
dari tari Melinting adalah sebagai hiburan karena tari Melinting pada awalnya
diciptakan oleh Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh anggota kerajaan
seperti putri dan putra ratu Melinting. Tetapi sekarang, tari Melinting banyak
digunakan sebagai tari dalam perlombaan.
4.
Tari
Melinting bersifat tari tradisional klasik karena tari ini dibuat di lingkungan
kerajaan Ratu Melinting dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi jika gerak
tari ini dimodifikasi. Peninggalan berupa kostum asli buatan Ratu Melinting
yang berusia ratusan tahun.
Tari Sembah
Sigeh Penguten
1.
Bentuk
penyajian dari tari Simbah Sigeh Penguten adalah tari kelompok karena tari ini
dibawakan oleh beberapa penari perempuan yang mengenakan atribut dan pakaian
adat tradisional dari Provinsi Lampung.
2.
Tema
dari tari Sembah Sigeh Penguten yaitu erotik atau pergaulan karena tari ini
mengandung makna jika masyarakat lampung sangat menghargai tamu atau
pendantang, contohnya pejabat tinggi
negara.
3.
Fungsi
dari tari Sembah Sigeh Penguten adalah sebagai tari pertunjukan yang digelar
pada saat kunjungan tamu-tamu penting atau terhormat seperti pejabat negara.
Selain itu, tari ini juga berfungsi sebagai tari yang dipentaskan di upacara
adat suku Pepadun di Provinsi Lampung.
4.
Tari
Sembah Sigeh Penguten bersifat tari tradisional kerakyatan karena tari ini
sudah berkembang di tengah masyarakat Lampung sebagai tari untuk menyambut tamu
yang sudah berumur ratusan tahun dan masih dilestarikan keberadaannya.
....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar